Inggris diguncang unjuk rasa dan kerusuhan, setelah tiga anak tewas ditikam dan 10 orang lainnya terluka dalam insiden penikaman massal di Southport, Merseyside, pada Senin (29/7) lalu. Serangan penikaman itu terjadi di sebuah acara bertema Taylor Swift di sebuah sekolah tari di Southport. Tiga anak perempuan yakni Bebe King (6 tahun), Elsie Dot Stancombe (7 tahun), dan Alice Dasilva Agular (9 tahun)meninggal dunia. Insiden yang terjadi sepekan lalu itu kini berbuntut luas jadi aksi unjuk rasa dan pembakaran, yang kini menyasar para pencari suaka hingga komunitas Islam di Inggris.
Insiden penikaman di Southport memicu kemarahan warga, yang kemudian dimanfaatkan kelompok sayap kanan ekstrem untuk menyebarkan informasi palsu. Kelompok-kelompok sayap kanan menyebarkan informasi bahwa pelaku penikaman merupakan seorang imigran. Mereka dengan sengaja menyebarkan informasi palsu ini untuk memobilisasi aksi protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris.
Unjuk rasa kini meluas di mana para perusuh membakar dan menerobos masuk ke dalam hotel-hotel yang digunakan untuk menampung para pencari suaka di Inggris utara. Pada Minggu (4/8) waktu setempat, para pengunjuk rasa merusak dan membakar dua hotel di Inggris utara, yakni di Tamworth dan Rotherdam. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengecam keras aksi ini. Dia memperingatkan bahwa mereka yang terlibat akan diganjar hukuman berat. Awal pekan ini, Kantor Dalam Negeri Inggris mengumumkan bahwa masjid-masjid di Inggris raya akan diberikan “perlindungan lebih besar”.