Koordinator PBB di Gaza pada Senin (29/7) mengatakan harus ada kepatuhan terhadap hukum internasional setelah Israel mengebom waduk air minum di Rafah, Jalur Gaza selatan. “Hukum humaniter internasional sangat jelas apa yang dimintanya dari pihak-pihak yang berkonflik, jadi saya rasa Anda tidak memerlukan komentar tambahan dari saya,” kata Sigrid Kaag, koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi untuk Gaza, kepada Anadolu. Tentara Israel telah mengakui tentaranya bertanggung jawab atas pengeboman waduk air di Tal al-Sultan, dan dikatakan telah memulai penyelidikan. Insiden tersebut telah meningkatkan kewaspadaan tentang krisis air yang semakin parah di Rafah.
Sebuah video yang beredar di internet menunjukkan seorang tentara Israel menanam alat peledak di reservoir air utama di Rafah, yang kemudian dengan sengaja diledakkan. Salah seorang tentara mengunggah video ledakan tersebut di media sosial dengan judul “Penghancuran reservoir air Tel Sultan untuk menghormati Shabbat. Lembaga-lembaga dan kotamadya setempat di Gaza telah berulang kali menuduh militer Israel sengaja menghancurkan jaringan air, sumur, dan pabrik desalinasi, yang memperburuk krisis air minum. Pembatasan bahan bakar yang diberlakukan oleh Israel semakin menghambat pengoperasian fasilitas desalinasi yang tersisa di wilayah Gaza.