Center of Reform on Economics (CORE) mencatat terjadi pelemahan daya beli masyarakat Indonesia pada kuartal II 2024. Gaji stagnan menyebabkan tabungan kelas menengah-bawah menciut. Direktur Eksekutif CORE M. Faisal mengatakan pelemahan daya beli yang signifikan terjadi setelah masa Pemilu dan Ramadhan di kuartal I. Pelemahan itu terlihat dari menurunnya indeks penjualan riil yang turun 1% pada Q2. “Konsumsi rumah tangga terutama sejak lewat pemilu sejak lewat lebaran, mengalami pelemahan, kelihatan dari indeks penjualan riil yang kembali turun di kisaran 1% pada Q2,” kata Faisal dalam diskusi CORE Midyear Economic Review 2024, Selasa, (23/7/2024).
Faisal mengatakan ada sejumlah sektor yang mendominasi penurunan penjualan ini. Di antaranya adalah suku cadang, kendaraan bermotor, pakaian, makan-minum, perlengkapan rumah tangga dan sebagainya. “Ini kita melihat pasca-pemilu yang terjadi di Q1 dan Ramadhan Lebaran berpengaruh di Q2 penurunannya,” ujarnya. Faisal menyebut penurunan penjualan ini dibarengi dengan indeks keyakinan konsumen yang turun. Terutama di kalangan menengah-bawah. “Perbedaan keyakinan antara kalangan atas dan bawah semakin lebar, terutama untuk kelompok pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan.
Faisal menilai pelemahan konsumsi ini sejalan dengan minimnya kenaikan gaji. Pada 2024, kata dia, kenaikan upah sangat lemah hanya tumbuh 0,7% yoy. “Banyak sektor yang tingkat upah rilnya menurun, seperti pengolahan, konstruksi, perdagangan, pengangkutan dan pergudangan, yang meningkat hanya pertanian dan kehutanan,” ujarnya. Faisal berpendapat pelemahan daya beli masyarakat itu juga nampak dari kontraksi pada penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Padahal penerimaan PPN sebelumnya selalu tumbuh positif 3 tahun terakhir. Di sisi lain, kata dia, porsi konsumsi terhadap pendapatan juga turun. Pada April 2024 masih sebesar 73,6%, namun pada Mei 2024 menjadi 73%. Berkurangnya konsumsi ini bukannya disebabkan oleh tabungan yang meningkat. Duit warga habis buat membayar cicilan. “Ini terefleksi juga dari berapa besar simpanan masyarakat yang ada di perbankan yang mengalami penurunan, terutama masyarakst yang punya akun rekening bank di bawah Rp 100 juta,” katanya.