Perum Bulog mempunyai sejarah panjang selama 57 tahun hingga memiliki rantai pasok pangan terluas dan terbesar di Indonesia. Pada masa Reformasi, fungsi Bulog berubah dari pembuat regulasi pangan dan operator distribusi pangan menjadi hanya operator distribusi pangan. Perubahan itu memicu kerancuan masyarakat soal tugas BUMN pangan ini, terutama terkait kebijakan impor beras. Direktur Utama Bulog Bayu Krishnamurthi menjelaskan penentuan kebutuhan impor beras dilakukan melalui koordinasi antarberbagai lembaga pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pangan Nasional. Lalu, izin impor dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. “Perum BULOG hanyalah sekedar operator pelaksana,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (17/7).
Ke depannya, Bulog mengidentifikasikan diri menjadi perusahaan rantai pasok pangan. Karena itu, slogan baru Bulog adalah Mengantarkan Kebaikan. “Kami tidak memiliki produksi dan konsumsi, tetapi kami menghubungkan produksi dan konsumsi pangan itu dengan suatu rantai pasok pangan yang andal,” Bayu menjelaskan. Ia mengatakan pasokan pangan akan selalu menjadi tantangan, karena orang makan setiap hari, sementara produksi terjadi hanya 3 bulan sekali. Maka, Bayu menyebut bagian dari transformasi Bulog adalah untuk menjadi pemasok rantai pangan yang tepercaya di tengah situasi itu.