Ekonomi China tercatat tumbuh 4,7 persen pada kuartal II 2024 secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih lemah dari perkiraan para ekonom. Melansir Bloomberg, Minggu (14/7), perlambatan laju Produk Domestik Bruto (PDB) China terburuk dalam lima kuartal terakhir karena melemahnya belanja masyarakat. Penjualan ritel naik pada level yang paling lambat sejak Desember 2022. Ini menunjukkan upaya pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan tidak banyak membantu membangkitkan kembali belanja masyarakat.
Sementara itu, upaya Presiden Xi Jinping pada sektor manufaktur dan teknologi tinggi untuk mendorong pertumbuhan China di era pasca pandemi menghadapi tantangan geopolitik. Salah satunya, lantaran calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan menaikkan tarif terhadap barang impor dari China jika ia terpilih kembali. “Meningkatnya kemungkinan Trump 2.0 berarti bahwa Tiongkok akan memerlukan upaya kebijakan tambahan untuk meningkatkan permintaan domestiknya secara tepat waktu, karena risiko penurunan permintaan eksternal semakin besar,” kata Ekonom Credit Agricole CIB Hong Kong Xiaojia Zhi.