Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya deflasi 0,08 persen pada Juni 2024 jika dihitung secara bulanan, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,37 pada Mei 2024 menjadi 106,28 pada Juni 2024. Deflasi bulan Juni 2024 lebih dalam dibandingkan Mei 2024, dan merupakan deflasi kedua pada 2024. Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti, mengatakan jika terjadi deflasi terus-menerus maka akan berdampak buruk, salah satunya mendorong PHK besar-besaran, devisa negara menurun, hingga sebabkan resesi. Oleh karena itu, Pemerintah harus dengan cepat melakukan langkah mitigasi deflasi agar tidak berkelanjutan.
Adapun cara mengatasi deflasi pertama yakni dengan mengimplementasikan kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) dengan menambahkan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Kedua, menerapkan kebijakan politik diskonto. Hal ini merupakan kebijakan dari Bank Sentral dengan menurunkan tingkat suku bunga bank, sehingga masyarakat akan menarik tabungan dari bank. Menurunnya tingkat suku bunga akan membuat investor menarik sejumlah dana dan memilih mencari laba melalui bisnis konvensional. Sehingga jumlah uang yang beredar dalam masyarakat akan bertambah. Ketiga, cara mengatasi deflasi adalah lewat penerapan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi disinflasi. Bentuk kebijakan berupa pengelolaan dan pembuatan strategi agar kondisi perekonomian menjadi lebih baik. Selain itu, pemerintah juga mengatur dan memperbarui pendapatan dan pengeluaran negara. Terakhir, cara mengatasi deflasi adalah dengan mengimplementasikan kebijakan non moneter atau kebijakan yang terjadi secara alamiah atas kesadaran tingkah laku masyarakat.