Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan serangan pasukan militer ke Rafah, wilayah ujung selatan Jalur Gaza sekaligus tempat jutaan warga Palestina mengungsi, akan segera dihentikan. Selanjutnya, pasukan militer akan dikerahkan ke utara Israel, perbatasan dengan Lebanon selatan. Netanyahu mengatakan pasukan pertahanan Zionis akan dikerahkan ke perbatasan utara untuk “tujuan pertahanan.” “Fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir,” kata Netanyahu.
Dia berujar setelah serangan di Rafah berhenti, ia akan memindahkan sejumlah pasukan ke utara untuk tujuan pertahanan serta untuk membawa kembali penduduk. Puluhan ribu warga Israel telah mengungsi dari Israel utara sejak Oktober lantaran pasukan militer bersitegang dengan milisi Lebanon Hizbullah di kawasan tersebut. Hizbullah menyerang Israel di perbatasan Lebanon sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Hamas di Gaza. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menegaskan negaranya akan segera mengambil keputusan untuk perang habis-habisan dengan Hizbullah setelah lebih dari delapan bulan perbatasan kedua negara menegang.
Menanggapi hal itu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengancam akan menyerang Siprus jika Israel benar-benar menyerang pihaknya. Nasrallah menuding Siprus telah membantu Israel dengan mengizinkan Negeri Zionis menggunakan bandara dan pangkalannya untuk latihan militer. Dia juga menegaskan Hizbullah tak takut untuk berperang dengan Israel dan sebaliknya mereka akan berperang “tanpa aturan” dan “tanpa batasan” jika itu terjadi.