Militer Israel pada Selasa (18/6/2024) mengatakan, rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi. Keputusan itu datang ketika pasukan Israel dan kelompok Hezbollah masih terlibat dalam baku tembak lintas batas. Dalam sebuah pernyataan, Militer Israel mengungkapkan, para pejabat senior telah mengadakan penilaian situasi bersama di Komando Utara. “Sebagai bagian dari penilaian situasional, rencana operasional untuk serangan di Lebanon disetujui dan divalidasi. Keputusan diambil untuk kelanjutan peningkatan kesiapan pasukan di lapangan,” jelas mereka.
Militer Israel menandatangani keputusan terbaru ketika Menlu Israel Israel Katz sebelumnya memperingatkan Hezbollah bahwa mereka akan dihancurkan jika terjadi “perang total” di antara keduanya. “Kami sudah sangat dekat dengan momen ketika kami akan memutuskan untuk mengubah aturan main melawan Hezbollah dan Lebanon. Dalam perang total, Hezbollah akan dihancurkan dan Lebanon akan dihantam habis-habisan,” kata Katz, menurut sebuah pernyataan dari kantornya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bulan ini bahwa militernya siap untuk melakukan operasi yang intens di Lebanon jika diperlukan, dan berjanji untuk memulihkan keamanan di perbatasan utara negara itu. Sementara itu, Utusan khusus AS Amos Hochstein berada di Lebanon pada Selasa, sehari setelah bertemu dengan para pemimpin Israel, untuk mengupayakan de-eskalasi yang “mendesak” di perbatasan Israel-Lebanon.