Lebih dari 3.500 anak-anak Palestina yang berada di kamp-kamp pengungsian kini mengalami kelaparan dan terancam kehilangan nyawa akibat krisis pangan yang semakin memburuk. Pernyataan itu diungkap Kantor Media Pemerintah di Gaza setelah Israel menutup akses jalur bantuan serta sebagai metode peperangan. Imbas penangguhan tersebut akses truk-truk bantuan kemanusiaan yang akan menyeberang ke perbatasan, ditangguhkan hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Serangkaian tekanan ini yang kemudian membuat Gaza dilanda krisis pangan akut hingga anak-anak mengalami stunting dan malnutrisi akibat stok bahan pangan tak bisa masuk ke wilayah pengungsian. “Lebih dari 3.500 anak di bawah usia lima tahun berisiko meninggal di Gaza karena kebijakan Israel yang membuat anak-anak kelaparan,” ujar Kantor media di Gaza. “Anak-anak ini menderita gizi buruk yang parah mereka membutuhkan intervensi yang komprehensif dan segera untuk mengatasi krisis sistematis yang ditimbulkan oleh pendudukan Israel,” imbuhnya.
Untuk mencegah melonjaknya kasus kematian karena kelaparan pada anak-anak Gaza, Pemerintah Palestina mulai mendesak komunitas internasional, termasuk Pengadilan Kriminal Internasional dan badan-badan internasional lainnya untuk bersikap tegas kepada Israel. Tak hanya itu, pemerintahan di Gaza juga meminta dunia untuk segera menyalurkan bantuan dasar, seperti layanan kesehatan, makanan, dan vaksinasi guna mencegah situasi yang dapat memperburuk kondisi kesehatan para pengungsi dan anak-anak di kamp Gaza. Kantor media pemerintah Hamas melaporkan, sedikitnya 32 anak-anak dinyatakan meninggal akibat kekurangan gizi di Gaza sejak perang pecah pada 7 Oktober.