Delapan orang warga negara Indonesia (WNI) relawan organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) masih berada di Jalur Gaza, Palestina. Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan MER-C terkait penempatan relawannya yang berada di Gaza. “Para relawan memahami risiko yang ada di dalam. MER-C punya rencana kontinjensi jika terjadi sesuatu dengan relawan,” kata Judha dalam press briefing di Gedung Kemlu, Rabu (29/5).
Judha mengatakan sejauh ini MER-C telah mengirimkan tiga batch relawan ke Gaza secara rotasi. Namun karena serangan Israel ke Rafah yang kian intens dan perbatasan Rafah yang ditutup, rotasi batch ketiga terhambat masuk ke Gaza. Sejauh ini dari keseluruhan relawan WNI yang berada di Gaza, empat di antaranya telah berhasil dievakuasi pada 21, 23, dan 24 Mei. Keempat WNI tersebut juga telah tiba di Indonesia. Sebelumnya sebanyak 11 relawan MER-C berhasil masuk Gaza dan disebut berada di Rafah. Mereka di antaranya tim dokter, tim perawat bedah, ditambah dua orang relawan yang masih berada di sana sejak agresi dimulai.
Sementara itu, Kepala Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad mengunkapkan kondisi WNI relawan Merc-C di Rafah. “Alhamdulillah, relawan kami dalam keadaan sehat. Di Al Mawasi berjumlah delapan. (Saat ini) relawan kami ada delapan orang di sana ada yang keluar dan ada juga yang masuk,” kata Sarbini. Ia melanjutkan, total dari 12 WNI relawan Mer-C, sudah keluar dari Rafah sebanyak empat orang. Sebanyak delapan relawan tersebut pun kini difokuskan membantu Rumah Sakit An Naser.