Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,1 hingga 5,5%. Hal tersebut ditopang oleh terkendalinya inflasi kelanjutan dan perluasan hilirisasi SDM dan pengembangan industri kendaraan listrik serta digitalisasi dan agenda perubahan iklim melalui ekonomi dan energi hijau. Laju pertumbuhan diharapkan menjadi pondasi kuat untuk lebih tinggi pada tahun yang akan datang. Pertimbangan risiko dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi yield SBN tenor 10 tahun diperkirakan pada kisraan 6,9 hingga 7,3%. Nilai tukar antara Rp15.300 hingga Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, inflasi diperkirakan antara 1,5 hingga 3,5%. Dengan mencermati tensi geopolitik dan berlanjutnya ketegangan global, harga minyak mentah Indonesia diperkirakan pada kisaran US$75 hingga US$85 per barel. Lifting minyak pada 580.000 hingga 601.000 barel per hari (bph) dan lifting gas 1,003 hingga 1,047 barel setara minyak per hari (bsmph). Efektivitas kebjakan fiskal dalam mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan dilihat dari berbagai target tahun 2025, yaitu penurunan tingkat pengangguran pada kisaran 4,5 hingga 5,0%. Sri Mulyani mengungkapkan, angka kemiskinan diperkirakan berada pada rentang 7,0 hingga 8,0%. Rasio gini membaik dalam rentang 0,379 hingga 0,382.