Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan hingga pertengahan tahun 2025, sekitar 130 ribu PMI sudah disalurkan ke negara – negara kerja sama. Namun angka ini masih jauh dari target yang dicanangkan sebesar 400 ribu penempatan PMI untuk sepanjang tahun 2025. Karding mengakui adanya kendala soal penyaluran pekerja migran ke negara – negara tujuan. Salah satunya adalah beberapa negara penempatan tengah mengalami perlambaran perekonomian.
Selain itu, pengiriman tenaga kerja profesional juga membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ini karena para calon pekerja migran harus melewati rangkaian proses mulai dari pelatihan bahasa negara penempatan, hingga pelatihan skill sesuai bidang. “Karena kalau kita seperti sebelumnya main kirim, bisa cepat. Jadi ini kendalanya menyiapkan sumber daya yang skill full butuh waktu,” katanya.
Karding pun menyatakan, Kementerian P2MI saat ini sedang berupaya membangun sistem tata kelola yang baik agar kehadiran negara bisa dirasakan oleh para pekerja migran baik saat di Indonesia hingga saat ditempatkan di negara tujuan. “Jadi saya kira diproses saja, yang penting saat ini kita bangun sistem tata kelolanya dulu yang bagus supaya rasa kehadiran kementerian ini ada. Kedua, kita siapkan betul betul orang kita punya skill, baik bahasa, teknik, soft skill maupun mentalnya,” pungkas Karding.