Pandangan para pengamat terbelah mengenai potensi pergerakan rupiah. Sebagian analis memprediksi rupiah akan menguat, sementara yang lain memperkirakan adanya pelemahan. Satu pihak memproyeksikan rupiah dapat terapresiasi hingga Rp 16.550 per dolar AS.
Proyeksi penguatan ini muncul di tengah kekhawatiran meningkatnya tensi perang dagang antara Cina dan AS. Di sisi lain, rupiah juga diprediksi berpeluang melemah karena tekanan dari kebijakan Bank Sentral AS. Pernyataan The Fed yang berhati-hati dalam menurunkan suku bunga membuat dolar AS tetap kuat.