Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Minggu (30/11/2025) resmi meminta grasi atau pengampunan kepada Presiden Isaac Herzog. Grasi atau pengampunan dalam dokumen setebal 111 halaman ini berkaitan dengan tuduhan kasus korupsi yang menyeret nama Netanyahu. Akan tetapi, Herzog menganggap tindakan Netanyahu meresahkan dan menolak memberikan grasi secara cuma-cuma. Netanyahu menghadapi tiga dakwaan terkait kasus penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus terpisah yang terkait.
Pada 2019, ia didakwa menerima hadiah hampir 300.000 dollar AS, termasuk cerutu dan sampanye dalam rentang waktu 2007-2016 dari produser Hollywood, Arnon Milchan dan miliarder Australia James Packer. Sebagai imbalan, Netanyahu menekan Kementerian Keuangan Israel untuk menggandakan durasi pengecualian pajak bagi warga negara Israel ekspatriat, seperti Milchan, setelah mereka kembali dari luar negeri. Pada kasus kedua, Netanyahu dituduh membahas quid pro quo pada 2014 dengan Arnon Mozes, penerbit Yediot Aharonot, salah satu surat kabar terkemuka di Israel. Kesepakatan yang dibuat adalah liputan positif tentang Netanyahu. Imbalannya, Netanyahu harus menyetujui untuk mempertimbangkan pengesahan undang-undang yang akan mengekang kekuatan Israel Hayom, surat kabar saingannya.
Pada kasus ketiga, Netanyahu didakwa memberikan keringanan regulasi terhadap perusahaan telekomunikasi, Israel Bezeq. Ini merupakan imbalan atas liputan positif di Walla, situs berita yang dikendalikan oleh mantan ketuanya. Netanyahu yang saat itu menjabat sebagai Menteri Komunikasi, diduga memberikan keuntungan regulasi kepada Shaul Elovitch, pemilik Bezeq, yang juga mengendalikan situs berita Walla. Manfaat yang dilaporkan mencakup merger dan keuntungan finansial. Sebagai imbalannya, Elovitch memberikan liputan yang menguntungkan bagi Netanyahu dan istrinya. Selain penipuan dan pelanggaran kepercayaan, Netanyahu telah didakwa melakukan penyuapan dalam kasus ini.