Anggota biro politik Hamas, Hossam Badran, Selasa (9/12/2025) mengatakan kalau gencatan senjata Gaza tidak dapat dilanjutkan ke tahap kedua selama “pelanggaran” oleh ‘Israel’ terus berlanjut. Gerakan perlawanan Palestina itu juga meminta para mediator untuk menekan Israel agar menghormati kesepakatan tersebut. “Hamas telah meminta para mediator untuk menekan pendudukan agar menyelesaikan (kewajiban) pelaksanaan tahap pertama,” kata Hossam Badran.
Terkait sikap ini, kantor media pemerintah Palestina yang dikelola Hamas di Jalur Gaza mengeluarkan Pernyataan Pers pada Selasa yang melaporkan detail pelanggaran gencatan senjata Israel selama periode tahap pertama kesepakatan. Laporan menyatakan ada 738 pelanggaran oleh pasukan Israel di Gaza selama 60 hari pertama gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 10 Oktober 2025. Pelanggaran ini dilaporkan mengakibatkan 386 kematian, 980 cedera, dan 43 penangkapan ilegal oleh pasukan ‘Israel’.
Di bidang kemanusiaan, pernyataan tersebut menyoroti kegagalan ‘Israel’ untuk mematuhi pengiriman bantuan minimum yang disepakati. Selama 60 hari, hanya 13.511 truk bantuan yang masuk ke Gaza dari 36.000 truk yang direncanakan, dengan rata-rata 226 truk per hari, bukan 600 truk sebagaimana disepakati, sehingga hanya mencapai 38 persen dari komitmen.