Pemerintah memastikan Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman dalam keadaan aman, terutama di wilayah Utara yang dikuasai Houthi. Hingga saat ini, tidak ada laporan WNI yang menjadi korban konflik antara Houthi dan Amerika Serikat. Adapun sebaran 47 WNI tersebut adalah Sana’a 15 orang, Hudaidah 19 orang, dan Dhammar 13 orang. Duta Besar Indonesia untuk Kesultanan Oman merangkap Republik Yaman, Mohamad Irzan Djohan mengatakan, wilayah paling terdekat dengan area konflik adalah 8 kilometer.
Pihak KBRI,baik di Muscat maupun Sana’a, terus memantau kondisi WNI. Pada dasarnya, pihak KBRI meminta mereka untuk segera Dievakuasi namun mereka menolak karena merasa masih aman. WNI di Utara Yaman, selain pelajar umumnya sudah menikah dengan warga lokal, sehingga enggan untuk dievakuasi. Pihak KBRI sudah menyiapkan rencana darurat jika situasi semakin tidak terkendali.
Dubes mengakui Bahwa jalur komunikasi terganggu akibat perang antara kelompok Houthi dan Amerika Serikat. Secara umum ada 4.866 WNI berdomisili di Yaman, mayoritas dari mereka adalah mahasiswa di wilayah Tarim, Hadhramaut. Pihak KBRI meminta WNI di Yaman, khususnya di Wilayah Sana’a dan sekitarnya, untuk tetap waspada. Selanjutnya mengimbau agar meninggalkan Yaman Utara ke selatan karena lebih aman. Situasi keamanan di Laut Merah memanas karena baik kelompok Houthi dan Amerika Serikat bersama Inggris, saling serang. Houthi melancarkan balas dendam dengan menembakan rudal balistik ke kapal curah milik Amerika Serikat Gibraltar Eagle.