Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta menyebut udara buruk di Ibu Kota Jakarta mengancam kesehatan warga. Untuk itum masalah ini harus menjadi perhatian serius. Demikian dikatakan Aktivis Walhi Jakarta, Muhammad Aminullah dalam perbincangan dengan Pro 3 RRI, Senin (14/8/2023). Menurutnya, kondisi cuaca buruk ini tidak hanya terjadi pada saat ini saja, tetapi jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi, cuaca buruk Jakarta sudah ada. Muhammad mengaku heran tidak ada perbaikan untuk mengatasi polusi udara ini. Ia menduga hal ini disebabkan tidak ada keseriusan dari pemda untuk menangani polusi udara di Jakarta.
Muhammad menjelaskan dalam proses manufakturnya, industri atau pabrik mengeluarkan emisi. Bahkan, ada juga pabrik-pabrik yang menggunakan PLTU Batu Bara untuk pembangkit listriknya. Ia mencatat Jakarta setiap bulannya Jakarta mengalami lebih dari 50 kali kejadian kebakaran. Bahkan, dalam seminggu terakhir di Jakarta ada sekitar 7 hingga 8 kali kebakaran. Muhammad menyarankan untuk menangani polusi udara ini sejumlah pemerintah daerah seperti DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat untuk duduk bersama membicarakannya. Dalam kaitan ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) harus melakukan supervisi untuk penanganannya.
Berdasarkan situs iqair.com, kualitas udara di wilayah DKI Jakarta terpantau masuk kategori tidak sehat pada , Selasa (15/8/2023) pagi pukul 00.00 WIB. Indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 119 AQI US dengan polutan utama PM2,5. Disebutkan untuk melindungi dari polusi udara di Jakarta. Kelompok sensitif sebaiknya memakai masker di luar rumah. Selain itu, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.