Seorang mahasiswa berusia 24 tahun telah meninggal dunia akibat virus Nipah di negara bagian Kerala, India Selatan, menurut laporan pejabat medis setempat pada Senin. Sebanyak 151 orang yang sempat melakukan kontak dengan korban kini berada di bawah pengawasan ketat guna mencegah penyebaran virus mematikan tersebut.
Ini adalah kematian kedua yang disebabkan oleh Nipah di Kerala sejak bulan Juli. Nipah diklasifikasikan sebagai patogen prioritas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena potensinya untuk memicu epidemi. Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi dan tidak ada pengobatan untuk menyembuhkannya. Beberapa bagian dari Kerala termasuk di antara wilayah-wilayah yang paling berisiko secara global untuk terjangkit wabah virus ini, menurut investigasi Reuters tahun lalu. Virus Nipah, yang berasal dari kelelawar buah dan hewan seperti babi, dapat menyebabkan demam yang mematikan dan pembengkakan otak pada manusia.
Sebagai informasi, nipah adalah virus mematikan yang terutama ditularkan dari kelelawar buah ke manusia, tetapi juga dapat mengintai babi dan hewan lainnya. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 1999 di Malaysia selama wabah yang mempengaruhi babi dan pekerja rumah jagal. Virus ini dapat menyebabkan gejala pernapasan berat bahkan kematian. Tingkat kematian akibat infeksi nipah bisa mencapai 40-75 persen, menjadikannya patogen yang sangat berbahaya. Gejala utamanya meliputi demam, sakit kepala, batu, dan sakit tenggorokan, yang bisa berkembang menjadi masalah serius seperti disorientasi, kejang, serta koma.