Perang di Gaza, Palestina masih terus berlangsung. Militer Israel (IDF) belum juga menghentikan serangannya ke daerah kantong itu. Sejak Senin pagi, RS Indonesia di Gaza pun menjadi sararan. Laporan menyebut militer Israel mengepung fasilitas kesehatan di Jabaliya itu, menembaki semua orang yang hendak keluar seraya membawa tank-tank militer merapat. Padahal, berdasarkan laporan Al-Jazeera, RS Indonesia penuh dengan 6.000 orang. Termasuk staf dan dokter hingga 700 pasien berlindung di dalamnya.
IDF berdalih tembakan dilakukan untuk menanggapi serangan yang menargetkan pasukan mereka dari dalam RS. Pasukan Zionis berujar mereka ditembaki lebih dulu. Hingga kini, sebanyak 12 orang tewas akibat aksi Israel tersebut itu, termasuk pasien, dan puluhan luka. Sebanyak 200 pasien dievakuasi dari rumah sakit dengan bantuan Palang Merah Internasional (IRC). Mereka dibawa dengan bus ke rumah sakit Nasser di kota selatan Khan Yunis.
Indonesia sendiri melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke RS Indonesia Gaza. Apalagi hal itu menewaskan sejumlah warga sipil. “Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional,” kata Retno pada keterangan persnya. Retno menyebut semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, harus bergerak. Masing-masing haus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak dan menghentikan kekejaman Negara Zionis tersebut.