Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Catherine Russell mengatakan serangan darat Israel ke Rafah menimbulkan “risiko bencana” pada ratusan ribu anak-anak yang mengungsi di sana. Ia mengatakan saat ini Rafah merupakan kota anak-anak yang tidak memiliki tempat aman di Gaza. “Bila operasi militer skala besar dimulai, tidak hanya menempatkan anak-anak berisiko mengalami kekerasan, tapi juga kekacauan dan kepanikan, dan di saat fisik dan kondisi mental mereka sudah melemah,” kata Russell dalam pernyataannya seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (6/5/2024).
Sementara itu Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta perkembangan terbaru mengenai kesepakatan pembebasan sandera Israel di Gaza pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Termasuk perundingan yang sedang berlangsung di Qatar. Netanyahu memberitahu Biden ia memastikan penyeberangan Karem Abu Salem antara Israel dan Gaza tetap dibuka untuk bantuan kemanusiaan. Perbatasan itu dituup pada Ahad (5/5/2024) kemarin setelah Hamas melepaskan tembakan roket ke sana.
Biden menegaskan “posisinya yang jelas pada Rafah” selama sambungan telepon dengan Netanyahu. Pernyataan Gedung Putih tidak menjelaskan posisi tersebut. Namun sebelumnya pejabat pemerintah AS mengatakan mereka menentang serangan darat ke Rafah tanpa rencana yang jelas untuk melindungi warga sipil. Pada akhir April lalu pemerintah AS mengatakan mereka belum melihat rencana seperti itu dari militer Israel.