Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2023 masih melanjutkan surplus. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai surplus tersebut tidak sehat. Faisal menuturkan, yang perlu diwaspadai dari surplusnya neraca perdagangan saat ini adalah adanya tren penurunan secara konsisten pada impor bahan baku penolong. Faisal mengatakan, hal tersebut mengindikasikan berkurangnya permintaan industri untuk bahan baku. Faisal mengungkapkan hal tersebut menjadi indikasi turunnya tingkat produksi pada industri manufaktur dan permintaan domestik.
BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai 22,5 miliar dolar AS atau naik 6,76 persen dibandingkan September 2023. Sementara impor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai 16,67 miliar dolar AS atau meningkat 7,68 persen dibandingkan September 2023. Namun surplus neraca perdagangan lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu. Faisal menyampaikan, bahwa hal ini menjadi indikasi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu baik ekspor maupun impor terus mengalami kontraksi. Sehingga surplus yang terjadi lebih dikarenakan terjadinya penurunan pada impor lebih tajam daripada ekspor, tapi tidak menggambarkan naiknya aktivitas permintaan dan produksi domestik.