Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai seberapa banyak kandungan zat kimia pada gas air mata tidaklah penting. Yang jelas, tembakan gas air mata saat kerusuhan di Kanjuruhan membuat massa panik. Mereka dan berdesakan mencari jalan keluar hingga akhirnya banyak yang tewas.
Mahfud menegaskan, mungkin memang gas air mata tidak menyebabkan kematian. Namun penembakan gas itulah yang menimbulkan kepanikan dan sesak napas, sehingga korban jiwa berjatuhan. “Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung, tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari ke tempat yang sama, desak-desakan, mati. Jadi, penyebabnya ya gas air mata,” kata Mahfud.
Mahfud yang juga ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengaku sudah berbicara dengan presiden FIFA untuk melakukan transformasi bersama-sama. “Karena begini, menyangkut dunia sepak bola, pengaturan, pengorganisasian dan lainnya itu sudah diatur oleh FIFA dan PSSI. Kita tidak boleh ikut campur ke situ, tetapi pemerintah sudah bicara dengan presiden FIFA akan bersama-sama melakukan transformasi,” tutur Mahfud.