Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Balitbang-Diklat Kemenag) merilis indeks Kesalehan Sosial (IKS) masyarakat Indonesia. Kepala Balitbang-Diklat Kemenag, Suyitno mengatakan, survei ini dilakukan untuk menggali kondisi kesalehan sosial di Indonesia. Menurut Suyitno, survei IKS rata-rata mencapai 82,59 yang artinya kesalehan nasional dikategorikan ‘sangat baik’. Namun, ia menekankan bahwa angka survei yang tinggi bukan berarti orang-orang di Indonesia dicap ‘saleh’ dalam segi spiritualitas.
“Jadi jangan salah ya, ngukurnya bukan dari korelasi ibadahnya lho ya. Tapi lebih kepada hal-hal yang berkaitan dengan relasi sosial,” kata Suyitno di Jakarta, Kamis (16/11/2023). Adapun Survei IKS diukur dengan lima indikator. Yaitu Kepedulian/Solidaritas Sosial, Relasi Antar Manusia (Kebhinekaan), Menjaga Etika dan Budi Pekerti, serta Melestarikan Lingkungan dan Relasi dengan Negara dan Pemerintah.
Skor tertinggi adalah indeks Menjaga Etika dan Budi Pekerti, nilainya 88,02. Disusul Relasi dengan Negara dan Pemerintah yang mencapai 86,06. Pada urutan berikutnya, Kepedulian/Solidaritas Sosial dengan skor 80,41, Melestarikan Lingkungan dengan skor 80,28. Skor Relasi Antar Manusia (Kebhinnekaan) dengan nilai 78,19.
“Analisis data menggunakan tabulasi silang dan SEM. Tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,1 persen. Sedangkan data lainnya diperoleh melalui metode FGD di beberapa kota yang menggambarkan spirit keberagamaan masing-masing enam agama,” ujar Suyitno. Survei tersebut melibatkan 1.610 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik clustered random sampling pada 20 kabupaten/kota di Indonesia. Pengumpulan hingga analisis data dilakukan pada rentang April sampai Juni 2023. Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo mengatakan, hasil survei ini akan menjadi bahan evaluasi. Yakni untuk meningkatkan kualitas program bimbingan masyarakat guna menjaga dan meningkatkan kesalehan sosial di tanah air.