Tim gabungan TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum sebagai tindakan terakhir untuk membebaskan pilot Susi Air Philips Max Mehrtens yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya apabila negosiasi berakhir buntu. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan saat ini Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Komandan Korem 172/PWY, dan Kapolda Papua masih mengedepankan pendekatan lunak melalui tokoh agama, tokoh gereja, dan bupati dengan pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Apabila pendekatan gagal, maka Satgas Damai Cartenz TNI-Polri akan melakukan operasi pembebasan. Dedi mengatakan Polda Papua sudah menelusuri jejak gerombolan Kogoya melalui barang bukti yang disita, antara lain handphone, kamera, dan peralatan pribadi KKB.
Sebelumnya Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Muhammad Saleh Mustafa menunjuk Brigjen Juinta Omboh Sembiring sebagai Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolaksops) TNI untuk memimpin pelaksanaan operasi pembebasan Kapten Philips Max Mehrtens. Dankolaksops akan berkolaborasi dengan Satuan Tugas Damai Cartenz pimpinan Komisaris Besar Polisi Faizal Rahmadani. Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengatakan pasukan gabungan TNI-Polri ini siap melaksanakan tindakan terukur, terpilih, dan terarah untuk membebaskan Pilot Susi Air tersebut. Saleh Mustafa mengatakan saat ini tim gabungan TNI-Polri sedang melakukan pendekatan dialog atau soft approach melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Daerah Nduga. Namun Saleh mengatakan TNI-Polri memiliki standar operasi agar pendekatan ini tidak berlarut.
Ia menjelaskan pihaknya juga melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Kedutaan Besar Selandia Baru. Wakil Kedutaan Selandia Baru, kata dia, sangat mendukung apa yang dilakukan TNI-Polri dalam penegakkan hukum. Namun upaya penyelamatan nyawa Kapten Philips Max Mehrtens ini menjadi prioritas utama TNI-Polri. Sebelumnya, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambo kembali menegaskan mereka telah menyandera pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens dengan menyertakan foto dan rekaman video. Pesan ini untuk membantah pernyatan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang mengatakan bahwa OPM tidak menyandera pilot asal Selandia Baru tersebut.