Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) bernama Putu Satria Ananta Rastika (19) tewas usai dianiaya seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21), Jumat (3/5/2024). Peristiwa itu bermula ketika Putu dan keempat orang temannya ketahuan oleh Tegar tak mengikuti pelajaran olahraga. Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, penganiayaan yang dilakukan senior terhadap junior di STIP merupakan tradisi. Gidion melanjutkan, ada motif senioritas dalam kasus penganiayaan ini, di mana Tegar memiliki rasa arogansi terhadap juniornya.

Kasus penganiayaan berujung maut di STIP bukan pertama kali terjadi, tetapi sudah berulang-ulang. Pada 25 April 2014, salah satu taruna STIP bernama Dimas Dikita Handoko (19) juga tewas usai dianiaya oleh para seniornya di rumah kos daerah Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Dimas dianiaya karena dianggap tidak menghormati para seniornya. Peristiwa penganiayaan berujung maut di STIP juga menimpa Amirulloh Adityas Putra (19) pada Selasa (10/1/2017). Amirulloh dan lima taruna lainnya dianiaya oleh lima orang senior di Dormitory Ring 4 Kamar 205 lantai II, di STIP.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal membentuk tim investigasi dan mengevaluasi pola pengasuhan di STIP buntut kasus tewasnya Putu. Hasil evaluasi kampus STIP ini nantinya juga diterapkan pada sekolah lain yang berada dalam naungan BPSDMP. Selama penyidikan kasus ini, BPSDMP tetap melanjutkan pembelajaran di STIP. Namun, kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan secara hybrid atau bergantian.

Search