Jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Litbang Kompas menunjukkan, mayoritas responden mengalami kesulitan membeli kebutuhan pokok pada awal April 2022 lalu. Berdasarkan survei itu, hanya ada 29 persen responden yang tidak kesulitan membeli kebutuhan pokok. “Tujuh dari 10 responden mengaku kesulitan menjangkau bahan kebutuhan pokok,” tulis peneliti Litbang Kompas Arita Nugrahaeni.
Bila dirinci, 31,8 persen reponden mengaku kesulitan membeli barang karena mahal dan langka. Sementara, 27,6 persen mengaku kesulitan membeli bahan pokok karena harga mahal dan 11,6 persen mengalami kesulitan karena barang langka. Berdasarkan survei yang sama, mayoritas responden juga mengaku terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi.
Survei ini pun menanyakan persepsi publik mengenai kemampuan pemerintah dalam menangani masalah kebutuhan pokok di bulan Ramadhan tahun ini. Hasilnya, sebanyak 43,5 persen responden menganggap pemerintah tidak mampu memastikan ketersediaan bahan pokok pada bulan puasa, berbanding 53,5 persen responden yang menilai pemerintah mampu.