Sopir Truk Kritik Aturan ODOL, Sebut Harga Sembako Bisa Meroket

Sejumlah asosiasi sopir truk mengkritik rencana pemerintah menerapkan aturan nol kelebihan muatan dan dimensi atau Zero Overdimension Overload (ODOL) tanpa perlindungan untuk pengemudi. Pengurus Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI) Farid Hidayat mengatakan penerapam Zero ODOL tanpa penetapan batasan tarif bakal berdampak pada kenaikan harga sembako. Sopir mau tak mau harus meminta ongkos kirim lebih tinggi karena muatan dibatasi.

Dia memberi contoh pengiriman beras dari Banyuwangi, Jawa Timur ke Lombok, NTB. Ongkos kirim yang diterima sopir truk hanya Rp500 ribu per ton, sedangkan pemerintah membatasi muatan hanya 4 ton. Artinya, mereka hanya mengantongi Rp2 juta untuk pengiriman itu. Padahal, ongkos penyeberangan saja menembus Rp2,15 juta. Belum lagi mereka harus membeli BBM dan menghadapi berbagai pungli. Farid menyebut biasanya sopir truk membawa beras hingga 15 ton sekali jalan. Ongkir Rp7,5 juta itu cukup membiayai operasi hingga beras sampai ke pasar di Lombok.

Search