Regulator obat India menemukan bahwa sirup obat batuk dan anti-alergi buatan Norris Medicines mengandung zat beracun. Ini menurut laporan pemerintah setempat seperti dilansir Reuters, Rabu (4/10/2023). Temuan itu diumumkan beberapa bulan setelah sirup obat batuk buatan India dikaitkan dengan kematian 141 anak di seluruh dunia. Laporan itu mengatakan kedua obat buatan Norris terkontaminasi oleh dietilen glikol (DEG) atau etilen glikol (EG).
“Kedua zat berbahaya itu juga ditemukan dalam sirup obat batuk yang menyebabkan kematian di Gambia. Lalu Uzbekistan dan Kamerun sejak pertengahan tahun lalu,” tulis pernyataan pemerintah setempat. Untuk pertama kalinya dalam sekitar dua tahun terakhir, regulator obat India CDSCO (Central Drugs Standard Control Organization), menyoroti kontaminasi DEG dan EG dalam laporan bulanannya. Hal itu dilakukan di tengah upaya India menertibkan industri obat domestik senilai 42 miliar dolar AS atau sekitar Rp 656 triliun dan didominasi perusahaan kecil.
HG Koshia, komisaris Badan Pengendalian Obat dan Makanan Negara Bagian Gujarat, mengatakan bahwa pihaknya telah menginspeksi pabrik Norris bulan lalu. Mereka memerintahkan agar operasi pabrik dihentikan dan kedua obat ditarik dari peredaran. “Perusahaan itu secara memprihatinkan gagal mematuhi syarat-syarat produksi yang baik. Apalagi pabrik itu tidak memiliki sistem pengaliran air dan udara yang baik,” ujarnya.