Kesenjangan antara investasi yang tinggi dengan minimnya penciptaan lapangan kerja perlu diatasi dengan pendidikan vokasi berbasis kompetensi yang terarah dan dipusatkan di wilayah pusat pertumbuhan industri tertentu. Pemetaan arah kebijakan yang lebih terarah dan berbasis kajian krusial untuk menjawab tantangan dunia industri di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dalam 10 tahun terakhir, nilai investasi yang masuk ke Indonesia terus meningkat, tetapi penciptaan lapangan kerja yang dihasilkan masih minim, bahkan trennya terus menurun. Sebagai perbandingan, pada tahun 2013, investasi senilai Rp 1 triliun masih bisa menyerap hingga 4.594 orang tenaga kerja. Pada 2021 dan 2022, investasi dengan nilai yang sama hanya bisa menyerap 1.340 orang dan 1.081 orang.
Perlu ada revitalisasi pendidikan vokasi, yang sifatnya terarah atau berbasis lokasi. Kurikulum pendidikan vokasi tidak bisa dipukul rata untuk semua wilayah. Di setiap sentra industri tertentu diperlukan lembaga pendidikan vokasi dan pelatihan ketenagakerjaan yang desain kurikulumnya selaras dengan kebutuhan industri di wilayah tersebut. Jangan sampai pertumbuhan ekonomi dan investasi selalu hanya tinggi di atas kertas, tetapi tidak berkualitas karena tidak mampu menciptakan lapangan kerja yang banyak