Presiden AS Donald Trump menunda tarif tinggi terhadap Kanada dan Meksiko setelah kebijakan tersebut memicu kejatuhan pasar saham Wall Street. Meskipun membantah bahwa keputusan ini terkait gejolak pasar, penundaan hingga 2 April menunjukkan tekanan ekonomi yang nyata, terutama setelah ekonom memperingatkan dampaknya terhadap inflasi dan pertumbuhan AS.
Namun, perang dagang ini masih jauh dari selesai. Gedung Putih mengonfirmasi bahwa 62% impor Kanada tetap dikenakan tarif, sementara PM Kanada Justin Trudeau mengancam akan melakukan tindakan balasan. Scott Lincicome dari Cato Institute menilai langkah Trump sebagai “pengakuan realitas ekonomi,” di mana kebijakan tarif justru mengganggu rantai pasokan dan menambah beban bagi konsumen serta pasar AS sendiri.