Kegiatan belajar mengajar seperti di sekolah hingga operasi bedah diprediksi gencar mengadopsi metaverse. Di Indonesia, proyek ibu kota baru dan sejumlah startup mengadopsi teknologi ini. Teknologi metaverse merupakan versi teranyar dari virtual reality (VR) tanpa komputer. Pengguna teknologi dapat memasuki dunia virtual menggunakan perangkat berupa headset atau kacamata berbasis augmented reality (AR) maupun VR. Founder sekaligus CEO PT Tiga Token Digital Jimmi Saputra mengatakan, metaverse merupakan masa depan teknologi yang mengintegrasikan antara dunia virtual dan fisik.
Di sektor kesehatan, operasi bedah bisa mengandalkan avatar dan hologram di metaverse, serta dibantu dengan AR dan VR. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan India, penerapan metaverse untuk sektor kesehatan sudah berjalan. Di India misalnya, All India Institutes of Medical Sciences (AIIMS) menggunakan teknologi operasi digital berbasis metaverse dari perusahaan teknologi ImmersiveTouch. ImmersiveTouch memungkinkan dokter memakai teknologi untuk menyimulasikan patologi unik setiap pasien dalam 3D. ImmersiveTouch mengintegrasikan solusi untuk perencanaan bedah, pelatihan, dan keterlibatan pasien menggunakan metaverse.
Pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023 – 2024. Ia menilai, 2022 dan selanjutnya merupakan masa yang lebih digital. Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital. Ini termasuk merevolusi tempat kerja. Raksasa teknologi asal Cina, Baidu juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu lama, yakni hingga enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global. Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun. Namun, bagian dari produk-produk pendukungnya akan hadir lebih cepat.