Sejarawan: Rakyat Membutuhkan Teladan untuk Jaga Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa

Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengenang upaya penyelamatan terhadap kondisi pemerintahan waktu itu. Lebih tepatnya pada era 1965, ketika sempat muncul usaha pengambilalihan kekuasaan yang diwarnai isu Dewan Jenderal.  Hal tersebut ditegaskan Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro Singgih Tri Sulistiyono. Ia menambahkan Pancasila sebagai ideologi kerap diganggu ideologi lain yang ingin menghegemoni Indonesia.

Menurutnya, pengusung paham komunisme berkeinginan mengganti ideologi Pancasila. Meskipun akhirnya percobaan melawan negara itu berhasil digagalkan. Pancasila kemudian dianggap sakti dan terbukti lestari sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa. Peristiwa kekalahan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disimbolkan dengan Kesaktian Pancasila merupakan peristiwa pada masa lampau. Namun yang tak kalah penting dilakukan bangsa ini, adalah memberikan makna terhadap momentum Kesaktian Pancasila. “Sebab, menumbuhkan cara pandang dan memaknai Pancasila sebagai satu satunya ideologi dan dasar negara Indonesia sangat penting,” kata Singgih.

Ia menyebut peristiwa G30S, menandakan bahwa bangsa Indonesia menolak paham komunis karena bangsa Indonesia memiliki falsafah bernegara Pancasila. Bangsa Indonesia telah membangun pengertian komunisme sangat bertentangan dengan Pancasila. 

Search