Rupiah Nyaris Tembus Rp16.800, Gubernur BI Kerahkan Jurus Ini

Bank Indonesia (BI) kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang dalam beberapa waktu terakhir tengah mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Melansir data Refinitiv, pada hari ini, Jumat (26/9/2025) per pukul 09.15 WIB rupiah berada di posisi Rp16.780/US$ atau melemah 0,27%. Level ini semakin dekat dengan angka psikologis Rp16.800/US$. Pada awal pekan, rupiah sempat berada di level Rp16.574//US$ sebelum akhirnya terus mengalami pelemahan. Jika di total hingga saat ini rupiah telah kehilangan Rp206 perak terhadap dolar AS.

Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan bahwa bank sentral telah dan akan terus menggunakan seluruh instrumen kebijakan yang dimiliki secara nyata untuk meredam gejolak di pasar. Perry menambahkan, BI yakin langkah-langkah intervensi yang ditempuh akan mampu menjaga stabilitas rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya. Selain itu, Perry juga mengajak seluruh pelaku pasar keuangan untuk bersama-sama mendukung terciptanya iklim perdagangan yang sehat dan kondusif.

Menurut Ekonom UOB Kayhian, Surya Wijaksana, pelemahan rupiah tidak lepas dari derasnya arus keluar modal asing atau capital outflow serta kondisi pasar keuangan domestik yang kurang kondusif. Senada dengan Surya, Rully Wisnubroto, Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menilai tekanan juga muncul dari faktor kebijakan fiskal. “Saat ini memang sentimen dipengaruhi oleh kekhawatiran akan kebijakan fiskal yang ditempuh Menkeu baru yang terlalu agresif dan kurang memperhatikan kehati-hatian, terlihat dari CDS 5Y Indonesia yang terus naik,” katanya.

Search