Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merancang peta jalan untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia, dengan target kapasitas mencapai 3.000 MW atau 3 GW hingga 2033. Saat ini, Indonesia baru memiliki kapasitas PLTP sebesar 2,5 GW, atau sekitar 11% dari total cadangan panas buminya. Koordinator Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Panas Bumi EBTKE Kementerian ESDM, Roni Chandra Harahap, menjelaskan bahwa Indonesia berpotensi membangun hingga 9.000 MW lagi jika 50% cadangan panas bumi yang ada dapat dimanfaatkan, dengan roadmap yang menargetkan 3.000 MW pada 2033.
Roni juga menyoroti bahwa Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang luar biasa besar, mencapai 23 GW berkat 127 gunung api aktif yang menyimpan cadangan energi panas bumi yang melimpah. Dengan komitmen untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat, Indonesia akan fokus pada energi terbarukan, terutama panas bumi, sebagai bagian utama dalam transisi energi. Menurut Roni, besarnya potensi ini membuat Indonesia layak dijuluki sebagai “Timur Tengah” energi panas bumi, menggantikan paradigma yang sebelumnya identik dengan minyak dan gas bumi di kawasan Timur Tengah.