RI Konsisten Ikut Transisi Energi Meski Banyak Negara Mulai Ragu

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk melaksanakan transisi energi yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris, meskipun beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, mulai mundur dari komitmen tersebut. Bahlil menekankan bahwa investor tidak perlu khawatir untuk berinvestasi di Indonesia, karena pemerintah sedang membangun peta jalan untuk melaksanakan transisi energi secara hati-hati dan mendalam. Komitmen ini tercermin dalam pengembangan ekosistem energi baru terbarukan, termasuk hidrogen, meskipun biayanya mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan listrik yang ekosistemnya sudah ada. Dalam acara Global Hydrogen Ecosystem 2025 Summit, Bahlil menjelaskan bahwa hidrogen merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo untuk mencapai kedaulatan swasembada energi, termasuk energi hijau dan terbarukan. Indonesia, menurut Bahlil, akan terus melanjutkan komitmen ini untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Bahlil memastikan bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam menjalankan transisi energi, meski tantangan global semakin besar. Ia mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sedang menyusun regulasi untuk mengembangkan penggunaan hidrogen, terutama untuk kendaraan, dengan insentif sebagai salah satu pertimbangan utama bagi pelaku usaha yang tertarik berinvestasi. Pemerintah juga tengah mempersiapkan proposal untuk memastikan bahwa investasi yang masuk sejalan dengan visi energi terbarukan. Dengan langkah ini, Indonesia berharap dapat mencapai target energi hijau yang ambisius, tanpa mengesampingkan keberlanjutan industri dalam negeri. Bahlil menegaskan, Indonesia akan terus konsisten dalam komitmennya, dan negara lain yang menginisiasi Paris Agreement perlu mempertanggungjawabkan komitmen mereka.

Search