RI Dihantui Kiamat Makanan, Sri Mulyani Siapkan Rp 1 T

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperingatkan adanya risiko kenaikan harga komoditas pangan pada semester kedua tahun ini. Hal ini dipicu oleh El Nino atau kemarau panjang dan penangguhan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiatives, imbas dari perang Rusia dan Ukraina. Permasalahan itu akan berpengaruh terhadap Indonesia karena bahan pangan Indonesia masih dipengaruhi oleh produk panganan yang termasuk dalam Black Sea Grain Initiatives, seperti gandung hingga biji bunga matahari.

Oleh sebab itu, berbagai komoditas yang terkait dengan perjanjian itu akan mengalami lonjakan harga seperti pada 2022, di antaranya yang paling terhubung dengan Indonesia adalah minyak mentah kelapa sawit atau CPO yang berimplikasi langsung ke harga minyak goreng. “Tapi kalau sunflower enggak keluar dari Ukraina harga minyak goreng melonjak tinggi, makanya CPO kita pasti kena,” ujarnya.

Jika ini terjadi, bukan tidak mungkin inflasi akan meningkat. Oleh karena itu, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah akan memberikan insentif fiskal sebesar Rp 330 miliar bagi daerah yang sukses mengendalikan inflasi. Insentif fiskal ini akan diberikan sebanyak tiga kali sehingga totalnya mencapai Rp 1 trilliun pada tahun ini.

Search