Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 15 Agustus 2024 mengatakan kepada parlemen Turki bahwa ia telah memutuskan untuk mengunjungi Gaza dan Yerusalem untuk memprotes perang Israel di daerah kantong padat penduduk itu. Presiden Abbas menambahkan bahwa tidak melihat akhir dari konflik kecuali Israel menarik diri dari tanah Palestina yang dijajah.
Presiden Abbas bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara pada Rabu (14/8) untuk membahas perang dan upaya gencatan senjata, menyampaikan pidato pada sesi luar biasa majelis umum parlemen Turki atas undangan pemerintah Turki.Dalam pidato berdurasi 46 menit yang dihadiri oleh Erdogan, para menterinya, dan anggota parlemen dari semua partai politik, Presiden Abbas menuduh Amerika Serikat (AS) memperpanjang “bencana” dengan mendukung Israel dan memveto resolusi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga meminta dunia untuk menghukum Israel secara hukum atas kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasionalnya.
Serangan terbaru Israel terhadap Gaza setelah serangan 7 Oktober telah membunuh lebih dari 40.000 orang. Turki mengecam perang tersebut dan menghentikan semua perdagangan dengan Israel. Turki mengajukan permintaan untuk bergabung dengan kasus Afrika Selatan di Mahkamah Internasional yang menuduh Israel melakukan genosida. Presiden Erdogan telah berulang kali menyuarakan dukungannya terhadap Hamas, dan mengatakan Turki juga berencana untuk mengundang pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh yang dibunuh di Teheran.