Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024 menjadi momen krusial bagi pemilih muda untuk menyuarakan kepedulian mereka terhadap krisis iklim dan dampaknya terhadap lingkungan. Elok F. Mutia, Project Lead Pilah Pilih menyampaikan berbeda dengan pemilu sebelumnya, saat ini pemilih muda semakin sadar dan kritis terhadap perubahan iklim serta meningkatnya kerusakan lingkungan. Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan oleh Kampanye #PilahPilih pada akhir tahun lalu, yang menunjukkan bahwa 99% anak muda di Jawa Barat merasa khawatir dengan krisis iklim.
Jawa Barat, sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak dan daftar pemilih tetap (DPT) tertinggi di Indonesia, memiliki 35.714.901 pemilih dari total 204.807.222 pemilih nasional atau sebesar 17,6%. Dari jumlah tersebut, lebih dari 52% adalah pemilih berusia muda. Secara khusus, di Jawa Barat, penanganan sampah plastik dan transportasi publik menjadi isu lingkungan yang harus menjadi agenda utama bagi para calon kepala daerah.
Penanganan krisis iklim dan persoalan lingkungan, seperti sampah dan transisi energi, menjadi pertimbangan penting bagi generasi muda saat menentukan pilihan kandidat politik, baik pada Pemilu lalu maupun Pilkada mendatang. Survei Pilah Pilih terhadap 1.058 anak muda Indonesia mengungkapkan bahwa 97% anak muda mempertimbangkan isu lingkungan saat memilih calon pemimpin.