Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam, menekankan perlunya peningkatan daya beli masyarakat untuk menahan lonjakan angka PHK yang diperkirakan mencapai 250 ribu orang tahun ini. Ia menyebut konsumsi domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi saat ini. Selain itu, deregulasi kebijakan usaha dan ketenagakerjaan dinilai penting untuk menurunkan biaya operasional pelaku usaha. Bob juga mendorong peningkatan upah, keterampilan tenaga kerja, dan program reskilling yang didanai pemerintah. Pengawasan ketenagakerjaan tetap perlu diperketat meskipun aturan dilonggarkan.
Bob menyoroti sejumlah indikator ekonomi sebagai sinyal meningkatnya tren PHK, seperti perlambatan pertumbuhan kredit yang turun ke 8,8 persen pada April 2025. Selain itu, PMI manufaktur Indonesia turun drastis ke level 46,7, terendah sejak pandemi Covid-19. Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke 121,1 juga mencerminkan pelemahan konsumsi masyarakat. Dampak PHK diperkirakan akan dirasakan di sektor padat karya berorientasi ekspor, jasa, dan ritel. Proyeksi Apindo sejalan dengan BPJS Ketenagakerjaan yang memprediksi 280 ribu korban PHK sepanjang 2025.