Perkembangan digital currency harus disikapi secara bijak dengan kemampuan mencipkan inovasi dan peluang, tanpa harus meninggalkan identitas bangsa. Hal ini disampaikan sebagai kesimpulan diskusi publik refleksi akhir tahun dengan tema yang digelar Yayasan Nurul Al-Fath dengan tajuk “Peran Pemuda dalam Menghadapi Era Transnasional,” di Jakarta, Selasa (27/12/2022).
“Kita harus siap adaptif terhadap perkembangan zaman. Jangan kita hanya sebagai pengguna namun mampu sebagai pencipta, kata Wamen Perdagangan RI, Jerry Sambuaga yang juga Ketua Angkatan Muda Pembaruan Muda Indonesia itu dalam keterangan persnya, Kamis (30/12/2022). Sementara itu, Ketua GP Ansor, Abdul Aziz Wahid, menekankan bahwa perkembangan zaman ini pun harus mampu dijadikan sebagai perekat sosial antarelemen bangsa.
Pemuda, menurut dia, harus meningkatkan posisi tawar pada tataran komunitas untuk memperkuat ekonomi skala mikro dan menengah, sehingga dapat membantu negara menjaga kepentingan nasional. Anggota DPR RI, Adrianus Asia Sidot, menyampaikan ada tiga hal yang harus di perhatikan dalam menghadapi perkembangan digital yaitu pertama kenali diri sendiri atau potensi dan kompetitor, kedua mimpi atau visi yang harus di wujudkan dan yang ketiga adalah belajar dan mengembangkan diri.