Presiden AS ke-47, Donald Trump, kembali meningkatkan tensi perang dagang dengan mengancam tarif 200% untuk anggur, sampanye, dan minuman beralkohol dari Uni Eropa (UE). Langkah ini merupakan respons terhadap rencana UE mengenakan tarif senilai US$ 28,26 miliar terhadap barang-barang AS, termasuk wiski, sebagai balasan atas kenaikan tarif baja dan aluminium AS sebesar 25%. Trump menyebut kebijakan UE terhadap wiski Amerika sebagai tindakan “keji” dan menegaskan bahwa AS tidak akan mengalah dalam kebijakan tarif agresifnya.
Dampak kebijakan ini memicu kekhawatiran luas di sektor bisnis, terutama di industri minuman beralkohol. Spirits Europe mendesak agar sektor ini tidak dijadikan alat tawar-menawar dalam perang tarif, sementara pemilik restoran dan pedagang anggur di AS mengkhawatirkan lonjakan harga dan penurunan profit. Tarif ini juga berpotensi memicu retaliasi lebih lanjut dari UE, yang menegaskan kesiapan untuk bernegosiasi tetapi tidak akan menyerah pada ancaman. Dengan ketidakpastian yang meningkat, perang dagang Trump terus mengguncang pasar global dan memicu kekhawatiran akan dampak ekonomi yang lebih luas.
