Lesunya pasar kendaraan roda empat dalam dua tahun terakhir telah memicu pengurangan tenaga kerja di sektor industri komponen otomotif. Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Rachmat Basuki, mengungkapkan bahwa penurunan permintaan mobil hingga Juli 2025 memaksa sejumlah perusahaan komponen yang tidak memiliki kemampuan ekspor maupun bisnis purna jual untuk merampingkan jumlah karyawan.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil secara wholesales pada Januari-Juni 2025 hanya mencapai 374.740 unit, turun 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tren ini memperpanjang penurunan yang terjadi pada 2024, di mana penjualan mobil wholesales hanya mencapai 865.723 unit, anjlok 13,9 persen dibandingkan 2023.
Sebaliknya, impor mobil CBU, terutama setelah hadirnya insentif untuk mobil listrik, melonjak 50,7 persen menjadi 76.755 unit. China mendominasi pasar dengan merek BYD yang berada di posisi teratas dengan impor 22.815 unit, meningkat lebih dari 221 persen dibandingkan 2024.