Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan setidaknya ada dua penyebab banyak perusahaan rintisan (startup) di Indonesia yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pertama, menurut Aviliani, startup tidak memiliki ekosistem seperti industri lain. Padahal, menurutnya, ekosistem menjadi sangat penting untuk startup bisa mempertahankan dan meningkatkan skala bisnis nya.
Aviliani mencontohkan selama ini startup, utamanya e-commerce, menjalankan bisnisnya dengan skema bakar uang. Memberikan diskon besar-besaran bagi pelanggan tapi tidak membangun ekosistemnya. Hal ini membuat ketika startup e-commerce tak mampu memberikan diskon karena kehabisan dana, maka ditinggalkan oleh pelanggan. Karenanya membangun ekosistem harusnya dilakukan sejak awal sebelum menggunakan skema bakar uang.
Hal kedua yang membuat banyak startup melakukan PHK adalah saat membangun suatu usaha, pelaku startup hanya melihat data tanpa melihat langsung ke lapangan. Imbasnya, rencana kerja yang akan dijalankan menjadi semu. Hal ini membuat banyak startup ketika mendapatkan suntikan modal tidak mengerti ingin melakukan apa, karena mereka tidak mempunyai kemampuan dasar (skill basic) pada sektor riilnya.