Pengamat Pertanian Khudori menilai sinergi dan kolaborasi menjadi penting di sisa setahun masa pemerintah Jokowi untuk bisa menjaga stabilitas pangan dan produksi. Langkah perbaikan ekosistem multisektor perlu dilanjutkan. Khudori menjelaskan target produksi 35 juta ton pada tahun 2024 harus dicapai dengan beberapa strategi yang telah ditetapkan. Pertama, pendetailan peningkatan produktivitas dari 5,2 ton/ha jadi 5,5-5,7 ton/ha, memastikan asuransi pertanian, pendetailan pemanfaatan alsintan yang sudah ada, pendetailan 26 ribu outlet pupuk (subsidi dan komersial), memastikan eksekusi oleh daerah, reward kepada daerah (provinsi/kab/kota) yang berhasil mencapai target, penetapan penanggung jawab wilayah hingga optimalisasi peran penyuluh.
Persoalan padi perlu menjadi perhatian serius. Produksi menurun karena luas panen menurun. Di sisi lain konsumsi terus naik. Pada 2018, surplus beras mencapai 4,37 juta ton, menurun jadi 2,38 juta ton pada 2019, turun lagi jadi 2,13 juta ton pada 2020, dan tinggal 1,3 juta ton di 2021 dan 2022. Anomali iklim/cuaca, degradasi kualitas lahan dan air serta kapasitas petani yang tua membuat kontinuitas produksi menghadapi masalah serius. Khudori mengharapkan Menteri Pertanian yang baru tidak berambisi membuat terobosan2 baru yang relatif sulit dicapai. Lebih baik memanfaatkan sisa waktu setahun ini untuk membangun fondasi yang baik bagi pemerintahan ke depan.