Peneliti bidang pendidikan Shintia Revina mengatakan hanya 31 persen siswa yang mampu mencapai tingkat literasi yang baik pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD). Data itu didapatnya melalui Research on Improving Systems of Education (RISE). Padahal, menurut Shintia, pemahaman literasi yang baik harusnya menjadi modal utama pada siswa dari kelas satu hingga tiga SD untuk naik ke jenjang pembelajaran yang lebih kompleks. Penurunan kemampuan pembelajaran ini berdampak pada siswa yang memiliki performa baik, ketimbang anak yang sejak awal memiliki performa literasi yang rendah.
Shintia bersama para peneliti dari RISE memberikan masukan untuk mengatasi penurunan pembelajaran siswa tersebut. Caranya ialah dengan meningkatkan literasi dasar dan numerasi. Selain itu, menurut Shintia, pengukuran pembelajaran penting dilakukan secara berkala untuk membantu guru dan siswa memperbaiki kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung, bukan di akhir tahun. Tujuannya adalah untuk mengukur dan memberi informasi terkait keberhasilan pembelajaran serta sebagai pembelajaran di sekolah dan orang tua.
Shintia juga berharap pemerintah bisa menyediakan perangkat tes yang bersifat evaluatif yang bisa diakses oleh guru dan sekolah sehingga tidak selalu harus menunggu perangkat tes dari pusat. Hal ini berguna untuk penilaian kinerja pembelajaran secara lebih luas. Shintia mengatakan sudah saatnya tujuan pendidikan Indonesia berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran siswa dan bukan hanya tentang kurikulum yang terkadang membuat guru menjadi bingung.