Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Djan Faridz mendorong ketersediaan rumah layak untuk masyarakat di Indonesia. Guna realisasi kesejahteraan terus meningkat. “Ketersediaan hunian layak bagi masyarakat. Khususnya yang berpenghasilan rendah menjadi salah satu fokus utama penanganan hunian,” kata Djan, Kamiis (10/8/2023). Hal itu disampaikan Djan Faridz saat mengunjungi Samesta Mahata Serpong, Tangerang. Hunian dengan konsep “Transit Oriented Development” (TOD) itu dibangun PT Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas). “Hadirnya hunian berkonsep TOD seperti di Samesta Mahata Serpong ini harus dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi penghuninya. Namun masyarakat sekitar melalui ketersediaan unit komersial/UMKM, serta menjadi simpul perekonomian baru,” ujarnya.
Data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa kondisi kesenjangan hunian mencapai 12,71 juta dimana 2,9 juta di antaranya tersebar di wilayah Jabodetabek. Bahkan dari masyarakat yang memiliki hunian di Jakarta, 63 persen di antaranya belum memiliki hunian layak. Dia mengatakan angka kesenjangan hunian di Indonesia yang dapat dikategorikan tinggi menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Maupun para pemangku kepentingan pengembang hunian rakyat.
“Perumnas tidak tinggal diam terhadap permasalahan kesenjangan hunian ini. Kami akan selalu bertekad membangun hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat,” kata Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro. Dia menegaskan Perumnas sebagai BUMN berkomitmen pada tugasnya yang sejalan dengan program pemerintah dan PP 83 Tahun 2015. Khususnya program pengembangan kawasan TOD dan peningkatan kualitas perumahan, permukiman, dan rumah susun.