Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto diprediksi akan menghadapi 4 masalah ekonomi yang berat. Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengungkapkan empat potensi krisis yang bakal dihadapi mulai dari krisis fiskal, krisis industri, krisis lapangan kerja, hingga krisis rupiah. Wijayanto mengatakan krisis fiskal yang berpotensi terjadi muncul karena beban utang yang tinggi. Dia menyebut utang yang besar itu adalah warisan dari pemerintahan sebelumnya.
Wijayanto memprediksi pada masa Prabowo akan terjadi deindustrialisasi dini di sektor manufaktur. Saat ini saja, kata dia, peran industri manufaktur terhadap PDB turun menjadi 18% dari 22% di tahun 2010. Wijayanto menilai peran industri terhadap perekonomian saat ini amat minim. Dia menduga pada akhirnya banyak pelaku usaha yang berubah menjadi sekedar pedagang produk-produk asal China.
Terkait krisis lapangan kerja, menurut Wijayanto saat ini ada 10 juta generasi Z yang menganggur. Ia melihat porsi pekerja informal juga semakin tebal mencapai 60% – 70%, beda dengan beberapa tahun sebelumnya yang hanya 40%. Dia melanjutkan krisis keempat akan terjadi pada mata uang Rupiah. Wijayanto meyakini pelemahan Rupiah saat ini bukan disebabkan oleh tekanan eksternal atau kondisi perekonomian global. Mengenai krisis pelemahan rupiah, Wijayanto mengatakan per Juli 2024, Rupiah melemah terhadap 81,28% mata uang dunia. Menurutnya, hal itu menunjukan bahwa masalah yang sebenarnya justru datang dari kondisi perekonomian Indonesia, bukan dari luar.