Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada tiga jurusan di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) yang menyumbang angka pengangguran tertinggi. Tiga jurusan tersebut yakni Jurusan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Komputer dan Informatika, serta Jurusan Teknik Mesin. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Atip Latipulhayat pun berencana melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menyerp lulusan SMK. Ia membeberkan penyebab lulusan SMK menganggur.
Pertama, antara kebutuhan kerja dan jumlah lulusan SMK tidak seimbang. Artinya jumlah lulusan lebih banyak namun tidak semuanya terserap oleh dunia kerja dan dunia usaha. Kedua adalah skill lulusan SMK yang tidak sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Selain itu, guru SMK jarang mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Padahal jika guru berkualitas, akan melahirkan anak didik yang memiliki skill mumpuni. Adapun upaya untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah akan memberikan pelatihan kepada guru. Pihaknya juga akan menggandeng pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menyerap lulusan dari SMK sebagai tenaga kerja.
Selama ini, sekolah berfokus pada industri dan dunia usaha berskala besar untuk menyerap lulusan SMK . Padahal jumlah industri tidak sebanding dengan lulusan SMK. Prof Atip mengakui ada kerbatasan anggaran sehingga kemitraan dengan pelaku usaha adalah keniscayaan. Pendekatan yang dilakukan oleh kementeriannya adalah ‘Partisipasi Semesta’ artinya semua stakeholder termasuk pengusaha menjadi unsur penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Kendati demikian, Prof Atif menegaskan jumlah pengangguran pada lulusan SMK, semakin menurun. Kasus pengangguran tertinggi berdasarkan pendidikan, masih didominasi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).