Konsulen RS Pusat Pertamina Prof. Hafil Abdul Gani menyoroti kurangnya dokter spesialis di Indonesia. Ia menyebut program pendidikan dokter spesialis menjadi hambatan bagi dokter yang ingin meneruskan pendidikannya. “Investasi untuk menjadi dokter spesialis itu tidak murah. Kita harus membedakan kebutuhan dokter umum dan kebutuhan dokter spesialis,” kata Hafil. Hal itu dikatakan dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Rabu (8/5/2024). Hafil menjelaskan, masa pendidikan dokter umum antara 5 hingga 6 tahun. Dimana biaya pendidikannya terbilang cukup mahal.
Setelah itu, kata Hafil, para lulusan dokter umum ini harus melewati program pendidikan dokter spesialis. Dimana untuk masuk pendidikan dokter spesialis dikenakan biaya tinggi. Menurutnya, untuk menjadi dokter spesialis maka masa pendidikannya terbilang cukup lama. Biasanya, masa pendidikan 5 hingga 10 tahun tergantung bidang spesialis yang diambilnya. Hafil menyebut, untuk menjadi dokter spesialis maka seseorang setidaknya harus mengeluarkan uang Rp1,5 miliar. Dengan jangka waktu pendidikan selama 10 tahun.
Hal itu disampaikan saat menghadiri peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama di Jakarta Barat, Senin (6/5/2024). “Jumlah yang tidak sedikit, ini yang harus segera diisi,” kata Jokowi. Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia baru bisa menghasilkan 2.700 dokter spesialis per tahun. Itu artinya memang sangat kurang sekali.