Karyawan Indonesia mendapat skor tertinggi di kawasan Asia Tenggara dalam hal penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) di tempat kerja. Itu terungkap dalam penelitian konsumen global mengenai AI di tempat kerja yang digagas oleh LinkedIn. Studi melibatkan 29 ribu pekerja berusia di atas 16 tahun secara global, antara 23 dan 30 Agustus 2023. Dari jumlah itu, 6.624 responden berasal dari Asia Tenggara, yang perinciannya antara lain berasal dari Singapura (2.009 responden), Malaysia (1.513 responden), Filipina (1.527 responden), dan Indonesia (1.575 responden). Mereka ditanyai terkait penerapan AI di dunia kerja.
Di seluruh pasar Asia Tenggara yang disurvei LinkedIn, sekitar satu dari dua profesional sudah menggunakan AI di tempat kerja, dengan persentase Indonesia (72 persen), Singapura (56 persen), Filipina (55 persen), dan Malaysia (51 persen). Selain itu, LinkedIn mencatat, masyarakat Indonesia paling aktif memanfaatkan AI di tempat kerja. Ada 72 persen karyawan Indonesia yang mengungkapkan, perusahaan mereka telah memperkenalkan pedoman atau rencana pelatihan untuk mengintegrasikan AI ke pekerjaan sehari-hari. Disusul dengan Filipina (55 persen), Malaysia (48 persen), serta Singapura (46 persen).
Pakar karier dan kepala editorial Asia Pasifik di LinkedIn, Pooja Chhabria, mengatakan potensi dari perkembangan AI. Hal itu dinilai membuka jalan bagi para profesional di Asia Tenggara untuk bekerja dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Chhabria mengatakan bahwa perkembangan AI, khususnya AI generatif, telah mengubah perspektif para profesional tentang cara bekerja pada masa depan. Meskipun meningkatkan kecepatan bisa menjadi suatu tantangan, para profesional di Asia Tenggara menyambut kemungkinan yang dapat ditawarkan oleh AI.