Politikus PDIP Ansy Lema mengklaim partai besutan Megawati Soekarnoputri punya kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU) terkait Pilpres 2024. Pernyataan itu merespons isu bacapres PDIP sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kan dipasangkan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Menurutnya, partai moncong putih itu masih terus menghitung untuk mendapatkan sosok yang paling tepat berduet dengan Ganjar di Pemilu 2024. Ia mengatakan PDIP sudah menghimpun kekuatan nasionalis, sedangkan NU bisa menghimpun kekuatan religius, Islam tradisional dan nusantara.
Ansy mengatakan koalisi yang sudah terjalin dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Pilpres 2024 menandakan PDIP dekat dengan NU. Dia mengatakan pemilihan nama-nama kandidat cawapres didiskusikan bersama PPP. Termasuk soal PPP yang menyodorkan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjadi cawapres Ganjar. Menurutnya, hal itu sudah pernah dibahas Megawati.
Di sisi lain, Partai Gerindra optimis koalisi besar menghadapi Pilpres 2024 akan segera mencapai kesepakatan konkret dalam waktu dekat. Koalisi besar merupakan wacana untuk menyatukan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). “Saya rasa dalam waktu dekat moga-moga akan ada sebuah kesepakatan yang lebih konkret,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono di kompleks parlemen, Selasa (16/5). Budi pun menyebut ada arah pembentukan koalisi besar tersebut. Namun, masih membutuhkan diskusi yang cukup panjang. Ia berharap koalisi besar ini dapat menghimpun kekuatan resmi yang lebih besar dalam menghadapi Pilpres 2024.