Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai data terkait kelaparan di Jalur Gaza yang disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza dapat dipercaya, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, Selasa (12/8). “Kami mendapati bahwa selama ini, dan seperti yang Anda ketahui, PBB telah berada di Gaza cukup lama, termasuk sejak pengambilalihan Gaza oleh Hamas, angka-angka yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan di Gaza yaitu Kementerian Kesehatan Palestina, secara keseluruhan dapat dipercaya,” ujar Dujarric dalam konferensi pers.
Sebelumnya, Selasa pagi, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat malnutrisi di tengah krisis pasokan pangan di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 227 orang, termasuk 103 anak-anak. Pekan lalu pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa tidak ada kelaparan di Gaza dan menyebut situasinya dibesar-besarkan. Namun Netanyahu mengakui adanya “deprivasi” di Gaza dan berpendapat bahwa “tidak ada seorang pun di Gaza yang akan bertahan hidup setelah dua tahun perang” jika Israel benar-benar menerapkan “kebijakan kelaparan.”
Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, Senin pekan lalu, mengatakan penolakan Israel untuk memberikan akses pangan kepada warga sipil Gaza dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia menyebut gambar-gambar yang memperlihatkan warga kelaparan di Gaza sebagai “menyayat hati dan tak dapat diterima.”